Perkara yang pertama dan
utama dalam hidup seorang lelaki bernama suami adalah keluarga. Tidak
ada gunanya dia sukses dalam karirnya namun rumah tangganya sendiri
berantakan. Justru, Allah SWT sejak awal mengingatkan melalui firman-Nya
yang agar seorang suami menyelamatkanlah diri dan keluarga dari api
neraka!
Dan sebaik-baiknya seorang suami, siapa lagi kalau bukan Rasulullah Muhammad SAW? Mengapa Rasul demikian baiknya?
1. Kalau ada pakaian
yang robek, Rasulullah menjahitnya sendiri tanpa perlu menyuruh
isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga
maupun untuk dijual.
2. Setiap kali pulang ke
rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk
dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk
membantu isterinya di dapur. ‘Aisyah menceritakan Kalau Nabi berada di
rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
3. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali seusai shalat.
4. Pernah Nabi pulang
pada waktu pagi. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Tetapi
dilihatnya tiada apa pun yang bisa dimakan untuk sarapan. Yang mentah
pun tidak ada
karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka
Nabi bertanya, “Belum ada sarapan, ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan
agak serba salah, “Belum ada apa-apa, wahai Rasulullah.” Rasulullah
lantas berkata, ‘Jika begitu, aku puasa saja hari ini”, tanpa sedikit
pun perasaan kesal di raut wajahnya.
5. Sebaliknya Rasul
sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya.
Rasulullah menegur, “Mengapa engkau memukul isterimu?” Lantas dijawab
dengan agak gemetar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat
dia tetap begitu juga, jadi aku pukul dia.” “Aku tidak menanyakan
alasanmu,” sahut Nabi SAW. “Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman
tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?”
6. Pernah ia bersabda,
“Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut
terhadap isterinya” Prihatin, sabar, dan rendah hati dalam menjadi ketua
keluarga dan tidak sedikitpun hal itu menurunkan kedudukannya sebagai
pemimpin umat.
7. Kecintaannya yang
tinggi terhadap Allah SWT dan rasa kehambaan yang sudah melekat dalam
diri Rasulullah SAW menolak sama sekali kesombongan.
8. Pintu surga telah
terbuka seluas-luasnya untuknya, namun Rasul masih berdiri di
waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah hinggak pernah
beliau terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
9. Ketika kondisi
fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi,
ketika ditanya oleh ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah engaku telah
dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”Jawab Nabi
dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, apakah aku tak boleh menjadi hamba-Nya yang
bersyukur?”
Nabi Muhammad SAW
senantiasa bersyukur walaupun dah di jamin masuk Syurga oleh Allah
SWT,kitapun harus senantiasa bersyukur dalam hal apapun yang jelas2
belum ada jaminan masuk syurga....(urlnyalupa.ga)
Para Suami Wajib Baca " 9 Amalan Nabi Muhammad yang Terpuji sebagai Suami "
4/
5
Oleh
admin