Dari
Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Saw bersabda :
“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.”[4]
“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.”[4]
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam :
“Akan
datang tahun-tahun yang dipenuhi penipuan. Pada saat itu, seorang pendusta
justru dibenarkan dan seorang yang jujur malah didustakan. Seorang pengkhianat
malah dipercaya dan seorang yang amanah malah dikhianati. Pada saat itu,
ar-ruwaibidhah akan angkat bicara. Para sahabat bertanya, “Apa ruwaibidhah
itu?” Nabi menjawab, “Ar-ruwaibidhah adalah seorang yang (pada hakekatnya)
dungu, namun berani bicara mengenai urusan umat.” (HR. Bukhari).
Sahabt Ali berwasiat kepada
muridnya, Kumail bin Ziyad,:
“Wahai
Kumail bin Ziyad. Hati manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu,
hati yang terbaik adalah hati yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah
baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu. Manusia itu terdiri dari 3
kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau
belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang
tidak berguna dan gembel, dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang
bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena
senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi
oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.”
Imam
Ahmad mengatakan :
“Manusia sangat membutuhkan ilmu melebihi
kebutuhan terhadap roti dan air, karena ilmu dibutuhkan manusia di setiap saat.
Sedangkan roti dan air hanya dibutuhkan manusia sekali atau dua kali” (Al Adab
asy Syar’iyyah 2/44-45).
Keutamaan Menuntut Ilmu
4/
5
Oleh
admin