Apa yang harus dilakukan suami agar istri tidak benar-benar kelelahan?
“Jadi selama ini kau anggap aku ini pembantu?!” Sang istri marah. Dan wajar ia marah. Sebab yang diinginkannya adalah sang suami tidak berpangku tangan. Jika istri mencuci, misalnya, suami menyapu. Istri memasak, suami memandikan anak.
1. Cinta dan pengertian
Istri kelelahan umumnya karena
mengerjakan banyak aktifitas. Seorang ibu rumah tangga yang tidak
memiliki pembantu, ia bekerja hampir 18 jam sehari. Sebelum Subuh ia
telah bangun. Memasak, mencuci piring, bahkan ada yang memandikan anak.
Setelah itu mengantar anak ke sekolah, membersihkan rumah, menyapu,
mengepel, mencuci baju, menyeterika dan seabrek pekerjaan lainnya.
Memasak tak cukup sekali, membersihkan dapur dan alat makan tak cukup
sekali. Belum lagi menemani anak, bahkan ada yang merawat bayi.
Jika seorang istri bekerja lalu masih
juga menangani pekerjaan rumah tangga sebanyak itu, bisa dibayangkan
kelelahannya akan lebih besar lagi.
Seorang suami yang baik, mestinya ia
pengertian. Itu poin utama. Jangan justru menuntut istri bertindak
sempurna. “Rumah harus bersih, makanan harus enak.” Sementara ia sibuk
kerja yang untuk menggaji pembantu saja tidak cukup. Komentar-komentar
negatif dan menyalahkan, itu jauh lebih melelahkan istri dari seabrek
aktifitas domestik.
Ketika suami pengertian, penuh cinta dan
kasih sayang, banyaknya aktifitas yang sebenarnya bukan semuanya tugas
istri itu, terasa lebih ringan. Lelah terhapus, atau minimal terobati,
oleh cinta.
2. Anjurkan istirahat
Betapa hebatnya seorang istri melakukan
banyak aktifitas, ia tetap manusia biasa yang bisa lelah. Peran suami
tidak boleh berhenti hanya dengan ungkapan cinta. Namun cinta itu harus
terejawantahkan dalam kenyataan.
Pastikan istri beristirahat yang cukup,
meskipun –misalnya- ia sangat suka mengerjakan banyak aktifitas. Ingat,
tubuh memiliki hak. Salah satunya adalah istirahat.
3. Saling membantu
Pernah ada kasus, istri menyampaikan kelelahannya pada suami. Sang suami menjawab ketus, “Kalau begitu kita cari pembantu.”
“Jadi selama ini kau anggap aku ini pembantu?!” Sang istri marah. Dan wajar ia marah. Sebab yang diinginkannya adalah sang suami tidak berpangku tangan. Jika istri mencuci, misalnya, suami menyapu. Istri memasak, suami memandikan anak.
Istri tidak meminta suami mengerjakan banyak hal sebanyak dirinya. Namun bantuan dari suami sangat men-support istri. Tidak kemudian istri memeras keringat, sang suami asyik baca koran sambil minum kopi atau main HP sambil ketawa-ketiwi.
4. Ringankan dengan fasilitas
Ada banyak aktifitas yang bisa lebih
ringan dengan fasilitas. Misalnya, mesin cuci. Dengannya, tak perlu
mengucek lagi. Lemari gantung baju, dengannya tak perlu melipat baju
lagi. Dan berbagai alat lainnya.
Selain berbentuk alat, fasilitas juga bisa berbentuk jasa. Misalnya istri tak perlu mencuci, pakai jasa loundry. Istri tak perlu masak, makanan beli atau pesan di katering.
Selain berbentuk alat, fasilitas juga bisa berbentuk jasa. Misalnya istri tak perlu mencuci, pakai jasa loundry. Istri tak perlu masak, makanan beli atau pesan di katering.
5. Cari khadimat
Jika ada anggaran, keluarga bisa
mempertimbangkan mencari khadimat atau pembantu. Sehingga istri tak lagi
konsentrasi dengan aktifitas domestik. Ia fokus pada pendidikan anak,
ia juga fokus membersamai suami, ia juga bisa berkontribusi untuk
masyarakat dan umat.
Bagaimana jika suami belum bisa
membelikan alat-alat, memberikan fasilitas dan menggaji khadimat?
Minimal poin pertama dan kedua dilaksanakan. Sebab berkeluarga bukan
hanya masalah ini tugas dan kewajiban siapa, tetapi berkeluarga adalah
bersinergi dalam cinta untuk meraih ridha dan jannah-Nya. Wallahu a’lam
bish shawab. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]
5 Hal yang Perlu Dilakukan Suami, Agar Istri Tak Kelelahan.
4/
5
Oleh
admin