Besok pagi adalah keberangkatan Muhammad
bin Idris Asy Syafi’i. Ia masih remaja, namun tekadnya menuntut ilmu
demikian besar melampaui orang-orang dewasa. Hafal Al Qur’an dan ribuan
hadits di usia itu, baginya baru permulaan.
Malam sebelum putranya berangkat, sang
ibu yang biasa mendoakannya kini berdoa lebih khusyu’ lagi. Aura
perpisahan dengan putra tercinta demikian hebat terasa, tetapi demi
agama ia tegar melepas kepergian Asy Syafi’i. Di keheningan malam, ia
memanjatkan doa:
“Ya Allah, Rabb yang menguasai seluruh
alam. Anakkku ini akan meninggalkanku untuk perjalanan jauh demi mencari
ridhaMu. Aku rela melepasnya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu.
Maka hamba memohon kepadaMu ya Allah… mudahkanlah urusannya. Lindungilah
ia, panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya nanti ketika ia
pulang dengan dada yang penuh dengan ilmu-Mu.”
Doa yang khusyu’ dan penuh harap itu
demikian mengharukan hingga membuatnya berlinang air mata. Namun yang
tak kalah mengharukan adalah detik-detik ketika ia melepas putranya.
“Pergilah anakku,” ujarnya dengan mata
berkaca-kaca, “Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang
paling gemerlap di kemudian hari. Pergilah… ibu telah ridha melepasmu.
Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong”
***
Apa yang dilakukan ibunda Imam Syafi’i
patut menjadi contoh bagi setiap ibu muslimah. Ia senantiasa mendoakan
buah hatinya, terutama di sepertiga malam yang gulita. Saat doa tiada
penghalang. Saat seorang hamba begitu dekat dengan Tuhannya.
Doa itu rutin dipanjatkan. Namun ketika
momen-momen tertentu, intensitasnya ditingkatkan. Kekusyu’annya
ditambah, dengan segenap harap yang membuncah. Itulah saat Syafi’i
remaja berpamitan ke Madinah. Melepas anak ke luar kota memang berat,
tetapi demi ilmu, ibunda Imam Syafi’i memberikan keteladanan untuk kita
semua. Doanya memuncak, dan ia begitu tegar.
Syafi’i kecil giat menghafal Al Qur’an
dan hadits serta mempelajari berbagai disiplin ilmu juga tak terlepas
dari motivasi ibunda. Sang ibu telah menanamkan sejak dini bahwa Syafi’i
adalah hamba Allah yang istimewa. Ia bukan orang biasa. Ia akan tumbuh
menjadi ulama.
Doa dan Pesan Mengharukan Ketika Ibunda Melepas Kepergian Imam Syafi’i
4/
5
Oleh
admin