Saturday, September 19, 2015

Dimana Mencari Kebahagiaan?

Jika ditanya, apa yang kamu cari dalam hidup ini? Mungkin jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran kita adalah kebahagiaan. Tapi apakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan bisa sangat berbeda-beda maknanya dan susah untuk dimengerti. Di mana mencari kebahagiaan?

Ada yang menetapkan syarat-syarat tertentu sebagai jaminan kebahagiaan. Misalnya, “Saya hanya akan bahagia jika saya dapat pekerjaan ini, atau saya akan bahagia jika hidup bersamanya, atau saya akan bahagia jika punya ini dan itu.” dan lain sebagainya. Tapi kemudian, apakah setelah mendapatkan itu semua kita jadi benar-benar bahagia?


Ada satu cerita, seorang lelaki sangat mencintai seorang wanita. Sang lelaki berjuang untuk mendapatkan si wanita, karena dia rasa dengan hidup bersama wanita itu hidupnya akan bahagia.
Syukur karena akhirnya dia berhasil memperistri si wanita cantik tersebut. Tentu saja saat itu dia bahagia. Tapi apa yang terjadi kemudian? Karena sangat cintanya kepada istrinya itu, dia menjadi orang yang sangat paranoid. Selalu diliputi ketakutan bila istrinya sewaktu-waktu meninggalkan atau menghianati cintanya.
Di tempat kerja, dia tidak tenang. Setiap waktu dia akan menelpon dan memastikan keberadaan si istri. Jika si istri keluar dari rumah, dia harus tau dengan siapa saja dia pergi bahkan dia akan terus-terusan menelpon menanyakan sudah sampai dimana dan lain sebagainya.

 Bahagiakah suami istri itu? Pastinya sih memang mereka saja berdua yang tau. Tapi kawannya berkomentar, “Wih, kalau aku yang jadi istrinya, aku pasti menderita banget. Aku gak suka digituin.”


Satu kisah lagi tentang seseorang yang sangat mengidamkan memiliki mobil mewah. Dia pikir, dengan memiliki mobil tersebut maka hidupnya akan bahagia. Berhasil dia memiliki mobil itu, apa yang terjadi?
Dia malah selalu risau dan tidak tenang memikirkan mobilnya. Takut mobilnya rusak, takut kesenggol kendaraan lain, takut hilang dan lain sebagainya. Akhirnya dia hampir tidak pernah menggunakan mobilnya itu. Lalu apa yang terjadi? Akhirnya mobil tersebut dijualnya karena dia rasa mobil itu tidak mendatangkan apa-apa kecuali membuatnya resah.

Begitulah sehingga kehidupan yang seharusnya membahagiakan malah menjadi rumit. Itu terjadi karena kita meletakkan syarat-syarat bahagia itu pada orang, harta, posisi, kekuasaan atau hak istimewa.
Jadi apakah bahagia itu?

 
 Menurut penulis sendiri, bahagia itu adalah ketika kita ridho kepada ketentuan Allah SWT. Maksudnya ridho di sini selalu berpuas hati dengan ketetapan Tuhan.

Bahan Bangunan Lainnya :

Dimana Mencari Kebahagiaan?
4/ 5
Oleh