Sunday, December 6, 2015

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda


Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada waktu Kongres Pemuda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
Abdul Muthalib Sangadji
Purnama Wulan
Abdul Rachman
Raden Soeharto
Abu Hanifah
Raden Soekamso
Adnan Kapau Gani
Ramelan
Amir (Dienaren van Indie)
Saerun (Keng Po)
Anta Permana
Sahardjo
Anwari
Sarbini
Arnold Manonutu
Sarmidi Mangunsarkoro
Assaat
Sartono
Bahder Djohan
S.M. Kartosoewirjo
Dali
Setiawan
Darsa
Sigit (Indonesische Studieclub)
Dien Pantouw
Siti Sundari
Djuanda
Sjahpuddin Latif
Dr.Pijper
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
Emma Puradiredja
Soejono Djoenoed Poeponegoro
Halim
R.M. Djoko Marsaid
Hamami
Soekamto
Jo Tumbuhan
Soekmono
Joesoepadi
Soekowati (Volksraad)
Jos Masdani
Soemanang
Kadir
Soemarto
Karto Menggolo
Soenario (PAPI & INPO)
Kasman Singodimedjo
Soerjadi
Koentjoro Poerbopranoto
Soewadji Prawirohardjo
Martakusuma
Soewirjo
Masmoen Rasid
Soeworo
Mohammad Ali Hanafiah
Suhara
Mohammad Nazif
Sujono (Volksraad)
Mohammad Roem
Sulaeman
Mohammad Tabrani
Suwarni
Mohammad Tamzil
Tjahija
Muhidin (Pasundan)
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
Mukarno
Wilopo
Muwardi
Wage Rudolf Soepratman
Nona Tumbel
Teks Asli Sumpah Pemuda :
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Semoga semangat sumpah pemuda selalu menemani setiap langkah kita dalam memajukan dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejarah Atau Cerita Singkat.
Organisasi pemuda Mula-mula Bersifat Kedaerahan. DiBatavia (Jakarta) Pemuda-Pemuda Pelajar yang merantau merasa lebih akrab bergaul dengan Pemuda-Pemuda sedaerahnya. Jika didaerahnya mereka saling tidak mengenal
Maka dirantau mereka dapat bergaul dengan akrabnya. Di Batavia atau Jakarta mereka merasa senasib,sependeritaan, dan sepenanggungan. Mula-mula rasa kebersamaan berasal dari ikatan seasal-usul berupa suku bangsa. Orang Batak merasa seasal-usul dengan Orang Batak , Orang Minang merasa seasal-usul dengan  Orang Minang. Demikian juga dengan Orang Bugis, Manado, ambon dan lain-lain.
Pada masa itu nasionalisme Indonesia belum merupakan hal yang jelas dan nyata seperti sekarang. Kata Indonesia sendiri pada waktu itu belum begitu terkenal. Jadi, Tidaklah mengherankan kalau Organisasi atau perkumpulan pemuda pada waktu itu masih bersifat kedaerahan.
Beberapa Organisasi atau perkumpulan pemuda yang berdiri pada waktu itu ialah:
a. Tri Koro Darmo.
Pada tanggal 9 Maret 1915 di Jakarta, atas inisiatif Pemuda-Pemuda seperti satiman, kadarman, dan sunardi didirikan sebuah perkumpulan Pemuda yang pertama di Indonesia, yakni Tri Koro Darmo. Artinya tiga tujuan yang mulia.Tiga tujuan yang mulia itu ialah sakti, Budi, dan Bakti. Organisasi ini berawal dari anak-anak sekolah menengah dari Jawa dan Madura yang bersekolah di Jakarta. Pada tahun 1918, nama Tri Koro Darmo diubah menjadi JONG JAVA, sehingga anggotanya terbuka bagi seluruh Pemuda Jawa termasuk dari JAWA BARAT. ASAS dan TUJUAN Tri Koro Darmo.
1.Menimbulkan pertalian diantara Murid-murid bumi putera dan Sekolah-sekolah Menengah dan kursus kejuruan.
2.Menambah Pengetahuan umum bagi anggotanya.
3.Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia (Indonesia).

B. Jong Sumatranen Bond(Pemuda Sumatera)
Jong Sumatranen Bond berdiri pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. Organisasi ini didirikan oleh para pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sumatera. Jong Sumatra artinya Organisasi atau Perkumpulan Pemuda Sumatera. Seperti Juga Tri Koro Darmo ,Jong Sumatra juga didirikan di Gedung STOVIA Jakarta.
Tujuan Jong Sumatera ialah mempererat hubungan dan persaudaraan antara Pemuda-pemuda pelajar yang berasal dari Sumatera. Dalam kegiatannya Jong Sumatra berusaha mendidik para pemuda yang berasal dari Sumatera untuk menjadi Pemimpin bangsa. Kepada pemuda ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri. Dalam waktu singkat berdiri cabang-cabang Jong Sumatra di berbagai kota seperti Bogor,Bandung, Padang, Bukittinggi, dan lain-lain.
Tokoh-tokoh Jong Sumatra ialah Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Mohammad Tamsil, Bahder Johan, Assaat, Abu Hanifah, Adnan Kapau Gani, dan lain-lain.

C.Jong Minahasa (Pemuda Minahasa)
Pemuda-pemuda Minahasa dari Sulawesi Utara tidak mau ketinggalan. Pada tahun 1918 mereka mendirikan perkumpulan pemuda yang terkenal dengan nama Jong Minahasa atau Pemuda Minahasa.
Maksud dan tujuan organisasi ini adalah menggalang dan mempererat persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari Minahasa. Tokoh Jong Minahasa ialah G.R Pantouw.

D.Jong Celebes (Pemuda Selebes)
Jong Celebes adalah organisasi pemuda yang menghimpun para pemuda pelajar yang berasal dari Selebes atau Pulau Sulawesi.
Maksud dan tujuannya ialah mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sulawesi.
Tokoh-tokoh Jong Selebes antara lain ialah Arnold Mononutu, Waworuntu, dan Magdalena Mokoginta(yang kemudian dikenal dengan nama Ibu Sukanto, Kepala Kepolisian Negara RI yang pertama).
Masih banyak organisasi atau perkumpulan pemuda lainnya. Semua organisasi itu umumnya bersifat kedaerahan.
Kesadaran akan persatuan semakin tumbuh dalam diri para pemuda. Mereka menyadari bahwa persatuan sangat penting untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Kongres Pemuda 1.
Para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda seperti Pemuda Indonesia, Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain sangat mendambakan persatuan nasional di kalangan pemuda. Mereka menginginkan agar organisasi-organisasi yang ada melebur diri menjadi satu perkumpulan atau organisasi yang bersifat nasional. Keinginan itu belum dapat terwujud karena masih ada kalangan pemuda yang menganggap masih perlu adanya organisasi yang bersifat kedaerahan.
Dalam keadaan yang demikian itu, maka pada tanggal 30 April sampai dengan 2 Mei 1926 di Jakarta diadakan suatu Kerapatan Besar Pemuda-Pemuda Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa Kerapatan Besar Pemuda-Pemuda Indonesia itu biasa disebut Kongres Pemuda 1.
Kongres Pemuda 1 ini dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamitent, Jong Bataks Bond, dan lain-lain. Kongres Pemuda 1 dipimpin oleh Muhammad Tabrani.
Tujuan Kongres Pemuda 1 ialah membentuk perkumpulan pemuda yang satu(tunggal), dengan maksud:
1.Memajukan paham persatuan dan kebangsaan.
2.Mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan.
Di dalam kongres itu dianjurkan agar pemuda-pemuda Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan nasional di atas kepentingan golongan atau pribadi, agama, dan suku.
Sungguhpun di dalam Kongres Pemuda 1 belum berhasil didirikan suatu organisasi atau perkumpulan pemuda yang bersifat nasional,namun pemuda-pemuda Indonesia tidak putus asa. Kongres itu berhasil menanamkan dalam hati  sanubari pemuda Indonesia betapa pentingnya persatuan nasional di kalangan pemuda-pemuda Indonesia.

Peristiwa Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda I belum berhasil mendirikan suatu organisasi pemuda yang bersifat nasional, namun pemuda pelajar tidak berputus asa dan tetap berusaha untuk mendirikan  organisasi  pemuda yang bersifat nasional . Dalam bulan Juni 1928 dibentuk sebuah panitia untuk persiapan Kongres Pemuda II. Susunan panitia adalah sebagai berikut:
Ketua:Sugondo Joyopuspito
Wakil Ketua: Joko Marsaid Alias Tirtodiningrat
Sekretaris:Muhammad Yamin
Bendahara:Amir Syarifuddin
Kongres  Pemuda II ini dimulai pada tanggal 27 Oktober 1928. Rapat pertama tanggal 27 Oktober 1928 diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katholieke) di Lapangan Banteng. Rapat kedua diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928 pukul 08.00 sampai pukul 12.00 bertempat di Gedung  Oost Java Bioscoop (sekarang Jl.Medan Merdeka Utara nomor  14). Rapat ketiga diselenggarakan  tanggal  28 Oktober 1928 pukul  17.30 bertempat  di Gedung Indonesch Clubhuis Jl. Kramat Raya 106 Jakarta (sekarang disebut Gedung Sumpah Pemuda).
Dalam Kongres Pemuda II ini hadir lebih kurang 750 orang utusan dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong  Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Pemuda Betawi, Sekar Rukun (Pemuda Pasundan), dan lain-lain.
Kongres Pemuda II berjalan dengan penuh gelora semangat persatuan nasional pemuda Indonesia. Sebagai  harapan bangsa, pemuda-pemuda sangat mendambakan persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda Indonesia. Sugondo Joyopuspito sebagai ketua sidang menyerukan,”Perangilah pengaruh bercerai-berai dan majulah terus ke arah Indonesia bersatu yang kita cintai.”
Pemerintah kolonial Belanda merasa sangat cemas dan takut terhadap kegiatan Kongres Pemuda tersebut . Oleh karena itu, jalannya sidang dijaga dengan sangat ketat oleh alat-alat dan “kaki tangan “ pemerintah kolonial Belanda.
Pada waktu istirahat dalam rapat itu, Wage Rudolf  Supratman seorang wartawan dan juga seorang komponis (pencipta lagu ), meminta ijin kepada Sugondo Joyopuspito selaku ketua sidang untuk memperdengarkan lagu ciptaannya berjudul Indonesia Raya Sugondo Joyopuspito selaku ketua sidang amat kagum terhadap isi lagu Indonesia Raya tersebut.
Setelah mendapat ijin dari ketua sidang, W.R Supratman tampil ke depan untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaannya. Dengan gesekan biolanya, W.R Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya. Para hadirin sangat terpukau mendengar lagu itu . Demikianlah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Sumpah Pemuda, Jl. Kramat Raya  106 Jakarta.
Setelah mendengarkan pidato-pidato yang diadakan dari tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928, maka rapat mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Keputusan itu kemudian kita kenal dengan sebutan “Sumpah Pemuda”.
Isi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ialah:
Pertama: Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: kami Putera dan Puteri Indonesia mengaku berbangsa  yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami Putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Isi Sumpah Pemuda itu berintikan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
Inilah yang selalu menjiwai pemuda-pemudi bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan Indonesia.

Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda
Lahirnya Budi Utomo 1908, telah menimbulkan kesadaran terhadap bangsa Indonesia bahwa dalam perjuangan menentang penjajah sangat diperlukan persatuan dan Kesatuan bangsa. Tanpa persatuan dan kesatuan perjuangan akan senantiasa mengalami kegagalan. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan suatu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Peristiwa tersebut juga dapat dikatakan sebagai masa penegas karena pada tanggal tersebut ikrar untuk persatuan betul-betul dinyatakan.
Peristiwa yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda dapat dikatakan sebagai peritiwa penting. Pemuda-pemuda Indonesia yang dipelopori oleh : Mr. Muhamad Yamin, Wongso Negoro, Kuncoro Purbopranoto, dan teman-teman lainnya mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi: pengakuan akan adanya tanah air Indonesia, pengakuan akan adanya bangsa Indonesia, dan pengakuan akan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Berkat Sumpah Pemuda ini, arah perjuangan bangsa Indonesia menjadi semakin tegas, yaitu mencapai kemerdekaan tanah air Indonesia. Untuk mencapai kemerdekaan tersebut, bangsa Indonesia memandang perlu adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Persatuan dan kesatuan ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai Indonesia merdeka. Selanjutnya persatuan dan kesatuan bangsa ini semakin diperteguh oleh kesadaran akan satu tanah air dan bahasa persatuan.
Kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II menjadi tonggak kelahiran Sumpah Pemuda.

MAKNA PERGERAKAN NASIONAL DAN SUMPAH PEMUDA
Setelah adanya peristiwa Sumpah Pemuda, perjuangan bangsa Indonesia semakin dijiwai oleh semangat persatuan dan kesatuan. Perjuangan ini memuncak pada peristiwa penting pada tanggal 17 Agustus 1945, saat bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Dengan tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia maka usaha mengurus dan mengatur negara dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Persatuan dan kesatuan harus tetap dibina karena  dalam mengisi kemerdekaan pun mutlak memerlukan  persatuan dan kesatuan bangsa.
Pancasila merupakan landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Salah satu dari sila Pancasila yang merupakan landasan persatuan ini adalah sila Persatuan Indonesia.
Dalam sila ketiga ini terkandung nilai-nilai yang harus kita pahami, hayati, dan amalkan yaitu:
  1. Menempatkan  persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa serta negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
  4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Bahan Bangunan Lainnya :

Sumpah Pemuda
4/ 5
Oleh